Kematian dini pada Unggas dapat menimbulkan kerugian yang besar pada peternak. Oleh karena itu, kita harus mengendalikannya dengan cara pemberian Antibiotika yang tepat serta menyegerakan pemberian nutrisi tambahan yang lengkap.
Novindo Agritech Hutama bekerjasama dengan Agrinusa Jaya Sentosa dan Mitra Buana Mandiri telah sukses mengadakan seminar launching produk baru dari Woogene B&G, Korea Selatan. Seminar yang diselenggarakan di Sukabumi pada tanggal 6 Mei 2015 dan pada tanggal 28 Juli 2015 di kota Malang membahas mengenai pengendalian kematian dini pada unggas.
Suasana Seminar di kota Malang
Seminar tersebut menghadirkan 2 orang pembicara dari Woogene B&G, yakni Aaron H.G Jung, DVM yang merupakan Technical Supervisor dan Marketing Manager dan Moosung Yang yang merupakan Overseas Sales Manager serta dimoderatori oleh drh. Hananto PT. Bantoro selaku Head of Technical PT. Novindo Agritech Hutama. Aaron H.G Jung, DVM, Technical Supervisor dan Marketing dari Woogene B&G, menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian dini pada unggas. Faktor tersebut adalah faktor Genetik, Manajemen, Penyakit dan Nutrisi. Genetik merupakan faktor yang tak dapat dikendalikan dalam waktu cepat. Ketika kita menginginkan perbaikan genetika dari ternak, kita harus mengubah genetic ternak itu sendiri. Ada dua metode dalam mengubah genetik ternak, yaitu konvensional (seleksi, persilangan dan kombinasi antara seleksi dengan persilangan) serta modern (rekayasa genetik). Sebagai contoh, kita membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk memperoleh jenis unggas yang memiliki angka konversi pakan atau FCR (Feed Convertion Rate) sekitar 1,1. Untuk dapat mengendalikan kematian dini pada unggas, manajemen di peternakan harus terus kita evaluasi dan perbaiki setiap saat. Perbaikan pada faktor manajemen dapat kita mulai pada masa brooding. Optimasi masa brooding pada anak ayam adalah salah satu kunci untuk kesuksesan di dalam proses pemeliharaan unggas. Dimana pada periode brooding inilah kemampuan fisiologis unggas sangat berkembang dengan pesat dan terjadinya pembelahan sel-sel tubuh terutama sel-sel di saluran pencernaan. Suhu pada saat masa brooding memiliki peranan sangat penting dalam mengendalikan kematian dini pada unggas. Anak ayam yang 70% dari berat badannya adalah air, sangat mudah sekali mengalami dehidrasi ketika mengalami kekurangan air 10% dari berat badannya akibatnya panasnya suhu brooding. Sedangkan brooding pneumonia dapat terjadi pada anak ayam jika suhu brooding terlalu dingin, dengan ciri khas paru-paru berwarna agak kebiruan.
Selain suhu pada masa brooding yang perlu kita perhatikan, masih ada beberapa faktor lain dari manajemen yang dapat menyebabkan kematian dini pada unggas, seperti air, kelembaban, ketidaksesuaian peralatan kandang serta keracunan dan luka.
Air memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan kinerja unggas. Media transportasi nutrisi dan produk akhir metabolisme, menjaga suhu tubuh saat cuaca panas dan sumber mineral seperti Na, Cl, K, dll adalah beberapa fungsi air pada makhluk hidup. Namun air juga merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri yang merugikan unggas serta dapat menyebabkan kelembaban tinggi di lantai kandang yang membuat pertumbuhan bakteri tersebut menjadi lebih optimal.
Sehingga unggas akan lebih mudah terinfeksi oleh bakteri-bakteri tersebut. Keadaan lantai, jumlah tempat pakan dan minum yang tidak memadai adalah penyebab lain dari kematian dini pada anak ayam. Ketidakseimbangan inilah nantinya yang akan membuat terjadinya kompetisi antar anak ayam dalam memperoleh pakan dan minum. Hukum rimba pun terjadi di dalam kandang tersebut yang dimana anak ayam yang kuat akan bertahan sedangkan anak ayam yang lemah akan mati. Keracunan dalam pakan yang disebabkan oleh jamur dan garam serta tannin
pada litter yang kita gunakan juga dapat menimbulkan kematian. Tidak hanya itu saja, kadar ammonia dalam kandang pun dapat memicu kematian dini pada unggas. Penyakit menular memainkan peran penting dalam kehidupan unggas. Kerugian ekonomi dapat terlihat ketika angka kematian yang tinggi atau turunnya berat daging dan produksi telur. Lesio seperti terjadi infeksi di kantung kuning telur, peradangan di kantung udara, kongesti paru-paru sesak dan hati, dll merupakan penyebab kematian dini pada unggas yang disebabkan bakteri. Banyak infeksi yang ditularkan dari induk secara vertikal seperti Salmonella, Mycoplasma, infeksi Adenoviral. Bahkan telur dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme memainkan peran penting dalam produksi unggas seperti E.coli,
Pseudomonas dan Staphylococcus. Mikro-organisme tersebut dapat menyebabkan meningkatnya kematian pada embrio, menurunnya daya tetas telur serta meningkatnya kematian dini pada unggas. Oleh karena itu penggunaan Antibiotika yang tepat sangat diperlukan. Antibiotika yang berspektrum luas (efektif terhadap bakteri gram positif maupun negatif serta bakteri β-lactamase), membutuhkan waktu tidak terlalu lama untuk mencapai puncak plasma darah, tidak terjadi resistensi dan tidak memiliki waktu paruh serta tidak meninggalkan residual merupakan syarat utama dalam pemilihan antibiotika.
PaXXcell® yang berbahan aktif 1 gram atau setara dengan 1.000 mg Ceftiofur Sodium ini, merupakan antibiotika generasi ke 3 dari golongan Cephalosporin. PaXXcell® tidak memiliki efek negatif dalam pengaplikasiannya bersamaan dengan vaksin baik Marek’s maupun vaskin ND. “PaXXcell® dikemasan dalam sediaan vial dan berupa serbuk, sehingga disediakan pula pelarutnya sebanyak 20 ml dalam satu paket penjualannya” tegas Aaron. “Setelah PaXXcell® dilarutkan, dapat disimpan selama 12 jam pada suhu ruang (15-30°C) dan selama 7 hari jika disimpan di dalam suhu refrigerator (2-7°C)” lanjut Aaron. PaXXcell® juga memiliki daya larut yang sangat baik bahkan terhadap Butaphosphan dan Vitamin B12 sekalipun. Hal tersebut dikarenakan adanya proses Lyophilization pada pembuatan produk tersebut. Lyophilization adalah proses penarikan kadar air di dalam produk tanpa melalui fase cair. Produk akan dibekukan terlebih dahulu, kemudian ditempatkan dalam keadaan vakum, diikuti oleh perubahan es dari bentuk padat menjadi uap tanpa melalui fase cair. Kuning telur merupakan sumber nutrisi 48-72 jam pertama setelah menetas. Meskipun banyak mengandung sumber maternal antibodies dan vitamin, namun tidak menyediakan nutrisi yang lengkap. Penggunaan nutrisi tambahan secepat mungkin dapat membantu perkembangan sistem pencernaan, imun dan kesehatan secara umum. Sangatlah penting untuk diingat pertumbuhan ayam sangat tergantung pada sistem pencernaan. Perkembangan awal sistem pencernaan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam mengendalikan pertumbuhan di masa akan datang. Salah satu masalah umum dalam peternakan adalah program pakan yang buruk atau tidak memadai yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral pada unggas. Vitamin dan mineral merupakan komponen yang sangat penting dari diet ayam sehingga pasti ada kemungkinan bahwa kekurangan akan terjadi terkecuali telah diformulasikan dalam pakan.
SuperVita-M® merupakan produk multivitamin yang lengkap karena tidak hanya terdiri Vitamin baik yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) maupun yang larut dalam air (B-kompleks dan C) namun juga mengandung Asam Amino dan Mineral kompleks. Lysine dan Methionine adalah Asam amino yang terkandung di dalam produk ini yang berperan penting bagi perkembangan sistem kekebalan tubuh. Mineral-mineral penting bagi unggas seperti Mn, Zn, Cu dan Fe pun terdapat dalam pada produk ini.
SuperVita-M® adalah produk berkualitas tinggi yang dapat larut dalam air serta dapat dicampurkan dengan pakan. Dimana dikemas dalam karung dengan sediaan 1 kg sebanyak 20 buah. Produk ini merupakan tambahan nutrisi saja bukan sebagai pengganti premix yang sudah ada. SuperVita-M® mudah larut dalam air dan tidak meninggalkan endapan ataupun sedimentasi “Pabrik Woogene B&G itu sendiri telah tersertifikasi oleh KVGMP (Korean Veterinary Good Manufacturing Practice) dan APVMA GMP (Australian Pesticides & Veterinary Medicines Authority – Good Manufacturing Practice), sehingga kualitas produk itu sendiri dapat terjaga, terjamin dan tidak perlu diragukan” tegas Aaron.